<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Sistem "Pilkada Langsung" Sarat Money Politik

Tinjauan Ulang Sistem Pilkada Langsung.
Pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) langsung yang ditetapkan pemerintah melalui UU No 33 tahun 2004 menyebabkan money politik merebak di masyarakat.

“Kini menjadi lumrah masyarakat menerima politik uang. Dan merasa tidak berdosa. Bahkan pada malam hari H, mereka membuka pintu selebar-lebarnya untuk menerima money politic. Ini tak bisa dibiarkan!”

Demikian dikatakan Katib Aam PBNU KH Malik Madany saat menyampaikan pemikirannya di Komisi bahtsul masail Ad-Diniyah al-Maudlu’iyah (membahas isu-isu tematik kontemporer). Ia menyampaikan hal itu pada sesi kedua.

Mengapa Berpartai?

Mungkin sering anda mendengar jawaban pertanyaan di atas dari orang-orang sekitar anda : “Buat apa sih berpartai, kayak kurang kerjaan saja”. Orang berparte disebut orang mencari pekerjaan, mencari kesibukan yang bisa jadi tidak berguna sama sekali. Hanya cari keringat saja. Bagi orang-orang tertentu, berpartai seperti sebuah kebutuhan wajib. Mangan ora mangan kudu melu partai. Banyak sekali jawaban yang bisa diberikan, ketika seseorang ditanya : “mengapa kamu berpartai?”

Perilaku manusia ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah motif. Penjelasan yang umum dan mendasar diajukan adalah soal motif. Menurut William J Stanton (dalam Mangkunegara, 2002) mendefinisikan motif sebagai kebutuhan yang didorong dan diorientasikan pada tujuan seseorang. Jadi, motif adalah kebutuhan. Menurut teori motivasi, maka perilaku manusia selalu didasari atas kebutuhannya. Seperti halnya teori perilaku, maka teori motivasi juga banyak ragamnya, yang paling terkenal adalah teori kebutuhan dasar Maslow. Baginya tindakan seseorang kareno dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang bertingkat (hirarkis), yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosial, harga diri dan aktualisasi diri.

Hati-hati Kepada Mereka

 Banyak istilah muncul untuk memberi  label kepada seseorang atau sekolompok orang berkaitan dengan aktivitas politik. Ada muncul istilah GOLPUT (Golongan Putih), Non Partisan, floating mass dan mungkin banyak lagi. Dalam tulisan ini, hanya akan disinggung tiga istilah tersebut, karena sering muncul di saat pemilihan umum.

GOLPUT singkatan dari Golongan Putih, bukan istilah kontradiktif dari Golongan Hitam, simbol dari kelompok jahat, sehingga GOLPUT itu golongan orang-orang baik. Bukan demikian maksudnya. Golongan putih dalam kasus politik, adalah mereka yang tidak memberikan pilihan atau suara (vote) dalam sebuah pemilihan, baik pemilihan legislatif, presiden, atau kepala daerah. Gol put muncul ketika proses pemilihan umum sudah selesai.