<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Dukun Politik Ikut "Bertempur" Jelang Pemilu 2014


Menjadi wakil rakyat ternyata jadi impian. Lihat saja setahun jelang pesta demokrasi lima tahunan, Pemilu 2014, berbagai poster dan iklan para calon anggota legislatif, baik di tingkat pusat mau pun daerah telah memenuhi ruang publik. Bahkan, menjadi sampah visual. Persaingannya pun ketat. Bagi mereka yang tak siap bersaing sehat, sejumlah cara pun ditempuh demi meloloskan mimpi menjadi penghuni parlemen. Salah satunya: mendatangi paranormal! Tak percaya? Ini nyata. 

Menjelang pemilu, "bisnis" paranormal pun semakin menggeliat. Pemicunya ya itu tadi, tak sedikit caleg memercayai kekuatan gaib bisa melanggengkan jalannya.  

Koruptor Kelas Kakap di Jatim

PPATK Amini Soal Koruptor Kelas Kakap di Jatim

Pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad bahwa ada koruptor kelas kakap di Jawa Timur, nampaknya benar. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan transaksi mencurigakan di Jawa Timur.

Kepala PPATK Muhammad Jusuf membenarkan pernyataan Abraham tersebut. Ini bisa disisir dengan menganalisa transaksi-transaksi yang terjadi.

"Transaksi keuangan mencurigakan di sana (Jawa Timur) tentu ada. Tapi apakah sama dengan yang dikatakan Pak Abraham, itu yang saya enggak bisa jawab," kata M.Yusuf dalam jumpa pers catatan akhir tahun 2013 PPATK, di Gedung PPATK, Jakarta, Jumat (3/1/2014).


Ditambahkan Yusuf, pihaknya belum bisa mengkonfirmasi kesamaan data yang dimiliki PPATK dengan KPK. Namun, berapa jumlah transaksi seperti yang dikatakan Abaraham, bisa ditelusuri oleh PPATK.


"Misalnya Pak Abraham sebut transaksinya sekian miliar, tentu bisa kita cari dan kita analisis," ujarnya.

Sebelumnya, Abraham Samad dalam seminar politik kebangsaan di kantor International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Jakarta mengatakan ada koruptor besar di Jawa Timur.
Hanya saja KPK sulit menembus dan menemukan buktinya. Abraham beralasan, modus kejahatan yang digunakan sangat canggih, bahkan tidak ada jejaknya.

Bagi KPK, tindakan korupsi di Jawa Timur itu masuk kategori kelas berat, karena dilakukan dengan rapi dan tak meninggalkan jejak. Para pelaku sudah mengantisipasi adanya penelusuran KPK. [sumber: inilah.com]