<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Tuhan Diajak Kampanye


Wakil Rais Aam PBNU KH A Mustofa Bisri mengaku prihatin dengan sejumlah kelompok yang kerap memanfaatkan agama demi kepuasan nafsu politiknya. Selain mencoreng citra agama, sikap ini merupakan cermin ketidakmampuan mengenali Tuhannya.

Kiai yang akrab dipanggil Gus Mus ini berpendapat, mengikutsertakan agama untuk kepentingan tertentu, seperti kampanye politik adalah tindakan berlebihan.

“Gusti Allah diajak kampanye. Kebangetan tenankurang ajare nemen banget. Gusti Allah kok diajak kampanye. Kalau nggak bisa berpolitik, ya nggak usah berpolitik lah,” pintanya, saat berceramah pada peringatan seribu hari wafatnya Gus Dur di Jakarta, Kamis malam (27/9).

Skenario Politik Asing Belah NKRI


Berdasarkan berbagai pantauan dan tinjauan pustaka seputar tindak lanjut dari rekomendasi Rand Corporation, sebuah think thank Amerika Serikat yang dibiayai oleh Pentagon (Departemen Pertahanan), maka dengan ini Global Future Institute berkesimpulan ada semacam gerakan sistematis dan terencana menindak-lanjuti rekomendasi tersebut: 
1. Indonesia ada rencana hendak dibelah dengan memakai model Polinesia (negara pulau) di Lautan Pasifik. Sehingga mulai beredar pengguliran Isu Negara Timor Raya di Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai santer terdengar.

“Blaming The Victims”, Partai Terlarang


SEBERAPA BESAR ANDA TAHU TENTANG 1965 DAN PERAN NU DALAM PEMBERSIHAN PKI? 

....aksi sepihak BTI/PKI. mengapa aksi sepihak land reform itu digerakkan di jawa timur dan menyasar kiai kiai kita? bukan misalnya menyasar lahan-lahan milik tentara di jawa atau tanah tanah okupasi perusahaan perusahaan amerika di Sumatera pesisir timur dan didaerah lainnya...? Apakah memang ingin memancingkan kemarahan kiai terhadap PKI yg suatu saat bisa diledakkan...? ini harus dicari ...

Baca misalnya satu dokumen intel Angkatan Darat tanggal 30 Nov 1965 yang menyebut soal joint action bersama Ansor di jawa Timur menumpas PKI. Ternyata sikap AD terhadap Ansor ada dua: ada ANsor binaan AD, dan Ansor binaan kiai. Ada satu kejadian dimana di Pare, kediri, dua Ansor ini bertemu. Ansor kader kiai mengumpulkan para petani yg dituduh kader PKI untuk diberikan lambang Ansor dan NU supaya mereka selamat dari pembersihan oleh tentara. Tapi Ansor kader TNI AD datang bersama tentara AD membawa pasukan ratusan, terus menghajar para petani tersebut. Korban tewas sekitar 300 orang. Lihat dokumen itu dalam versi Inggris dalam Laporan Intel dari Jawa Timur pasca Kup 1965, "Report from East Java". Jurnal Indonesia (Cornell)_No. 41_April 1986. Adakah yg menelusuri sejarah ini dan tidak sekedar nuduh NU secara total sebagai pelaku pembantaian?

Fenomena Politik "Wani Piro"


Terlihat betapa malang nasib rakyat yang terpaksa hidup menderita sebagai korban fenomena krisis kepemimpinan wani piro. Dalam fenomena politik uang itu orang terpilih menjadi pemimpin bukan berdasarkan karisma maupun kemampuannya memimpin sesuai kapasitas yang dibutuhkan, melainkan semata karena unggul dalam luas dan besarnya jumlah uang yang ia bagikan.  

Di bawah kepemimpinan seperti itu, selain tak mampu juga orientasi utamanya mengembalikan modal yang telah dia tabur, lalu mencari untung dari jabatannya agar bisa memenangkan pemilihan berikutnya! Masalah kemiskinan dan perbaikan kehidupan rakyatnya tak tertangani maksimal. Akibatnya kejahatan bermotif ekonomi merebak, ketimpangan sosial melebar, sumbu kerusuhan jadi makin pendek.

Narsisme Politik

Pesta demokrasi membuahkan banyak hal. Hadirnya elemen-elemen yang mengkonstruksi makna demokrasi dalam sistem kenegaraan menyemarakkan kehidupan sebagai warga negara. Semua orang tak ingin ketinggalan dalam proses demokrasi bahkan terkadang demokrasi dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhan.

Salah satu agenda dalam proses pendemokratisasian adalah dengan adanya Pemilihan Umum (Pemilu). Dalam pemilu, rakyat menjadi elemen krusial. Sebab tanpa rakyat, manusia-manusia yang mencalonkan diri sebagai wakil legislatif dari masing-masing partai tak akan kebagian peran apapun. Ironisnya, sepertinya sebagian besar dari mereka mencalonkan diri karena selama ini memang tidak memiliki peran yang signifikan dalam keseharian. Menyedihkan.