<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Politikus Sapi Rame-Rame Sruduk KPK

Status tersangka yang disematkan KPK terhadap Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dalam dugaan kasus suap impor daging membuat publik terkejut. Selama ini, para politikus dari partai berlambang bulan sabit dan padi itu dikenal bersih dibandingkan politikus dari partai lain.

Dalam beberapa kesempatan, PKS getol mengampanyekan pentingnya pencegahan korupsi termasuk di kalangan politisi. Namun beberapa kali juga politikus partai yang dulu bernama Partai Keadilan ini juga menyerang KPK. Status tersangka yang kini disandang Luthfi seolah menjadi ironi dengan citra PKS. Apalagi, orang yang dijerat adalah pucuk pimpinan PKS yang seharusnya menjadi contoh bagi para kadernya di bawah. 

Berikut beberapa pernyataan politikus PKS yang menyerang KPK.

1. KPK tebang pilih tangani Luthfi
Kritik keras dilontarkan petinggi PKS terhadap cara KPK memperlakukan Presiden PKSLuthfi Hasan Ishaaq. Ketua Fraksi PKS DPR Hidayat Nur Wahid menilai KPK telah melakukan aksi tebang pilih. Sebab banyak kasus yang diduga menyeret sejumlah elite politik, namun KPK sulit menetapkan tersangkanya.

"Ada yang disebut luar biasa oleh banyak saksi, tapi tidak dijadikan tersangka. Beragam hal pokoknya, tapi kita tetap menghormati jalur hukum yang ada," kata Hidayat di Lembang, Bandung, Kamis (31/1).

Dia berharap KPK dapat menegakkan hukum sepenuhnya, dengan nilai dan menjunjung tinggi rasa keadilan.

2. Tolak wacana hukuman mati untuk koruptor
Muhammad Nasir Djamil, politikus PKS yang menjadi wakil ketua Komisi III DPR menolak jika hukuman mati diterapkan untuk seluruh koruptor. Menurut dia, harus dipilih, koruptor seperti apa yang pantas dihukum mati.

"Hukuman mati itu bisa memberikan efek jera. Kalau yang (korupsi) berapapun itu dihukum mati, kan sekarang orang yang tidak melakukan korupsi dan bisa kena dakwaan. Karena itu harus dipilah-pilah orang yang kena hukuman mati. Tapi selama ini hukuman mati banyak untuk teroris dan subversif. Kalau untuk korupsi itu belum ada. Kalau pelaku korupsi kita belum dengar dihukum mati atau seumur hidup," kata Nasir kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/9).

Wacana mati hukuman mati, menurut Nasir, bagaimana KPK dan Kejaksaan bisa mencegah orang untuk tidak berkorupsi.


papan nama kantor DPC PKS di Kecamatan Genuk, Kota Semarang

3. Bubarkan KPK
Wacana pembubaran KPK dilontarkan oleh salah satu politikus PKS Fahri Hamzah. Ketika itu dia masih duduk di Komisi III DPR sebagai wakil ketua. Fahri mengkritisi kemampuan KPK yang sejak berdiri dinilai gagal menangani korupsi sistemik.

"Delapan tahun sudah, KPK gagal menjawab untuk menangani korupsi sistemik padahal DPR sudah memberikan dukungan luar biasa," kata Fahri di Gedung DPR/MPR, Selasa (4/10/2011).

Dia menilai KPK seharusnya berusia hanya tiga tahun saja seperti KPK di Hongkong dengan tugas pembenahan sistem. "Penindakan hanya satu hal saja, yang lain, supervisi dan koordinasi," jelasnya.

4. KPK Membusukkan sistem
Masih dari wacana yang dilontarkan Fahri Hamzah, KPK dinilai dia berupaya membusukkan sistem ketatanegaraan. Menurut Fahri, bila KPK terus menerus menangkapi sejumlah anggota DPR yang melakukan korupsi, itu sama dengan membusukkan sistem. "Bahaya sekali ini," ujarnya.

Dia menambahkan, KPK berhasil mengobok-obok berbagai lembaga negara, tapi korupsi masih juga marak. "Sembilan tahun mengacak-acak lembaga dan semua orang tapi korupsi tidak bisa dihentikan," ujar Fahri.

Fahri menegaskan sejauh ini KPK hanya melakukan pencitraan dengan tidak melibatkan kepolisian dan kejaksaan dalam pemberantasan korupsi. "Jangan seolah-olah mencari popularitas. Seolah-olah lembaga lain tidak memberantas korupsi. Ini pemubaziran besar-besaran kalau hanya untuk membangun popularitas orang-orang di KPK," tutur Fahri.

5. Kritik baju tahanan KPK berwarna putih
Hidayat Nur Wahid menyampaikan kritik kepada KPK terkait baju tahanan yang dikenakan para koruptor. Hidayat mengkritik warna putih baju tahanan KPK itu tidak selaras dengan perbuatan para tahanan yang melakukan tindak pidana korupsi.

"Tidak selayaknya itu diberikan para tahanan koruptor karena putih melambangkan kesucian, bersih," kata Hidayat. 

Untuk itu, mantan ketua MPR itu kemudian mengajukan beberapa contoh desain baju tahanan kepada KPK. Menurut Hidayat jika memang warna putih diartikan sebagai white collar crime (penjahat kerah putih) tentunya itu bisa saja kerahnya yang hanya berwarna putih.  (Sardem on Merdeka.com)

Amplop Politik
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

2 comments:

  1. Pak Haji jadi ukut2an berpolitik dan nyindir ...
    Sayang pak haji, mending konsentrasi membina para hafiz dan hafidzhoh. Saya tadinya tertarik dengan pesantren pak haji. Tapi lihat artikel ini jadi ragu2 ...

    Apalagi pak Haji menyindir dengan Partai Kandang Sapi.

    ReplyDelete
  2. Saya juga tadinya tertarik, gara gara artikel ini jadi gak jadi

    ReplyDelete