<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

2 Mantan Presiden PKS Nyarkub ke Makam Raden Patah


Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid dan Nur Mahmudi Ismail, melakukan ziarah di makam para sultan dan Wali Songo di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Makam sultan yang dikunjungi adalah makam Raden Abdul Fattah Al-Akbar Sayyidin Panotogomo atau lebih dikenal dengan gelar Raden Patah, Raden Pati Unus, dan makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak. Keduanya berziarah dalam rangkaian agenda Milad ke-15 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang digelar sejak Kamis hingga Sabtu pekan ini.



"Ziarah ini sebagai bentuk pembelajaran bagi para penerus Wali Songo dan para pemimpin Islam untuk mengelola pemerintahan," kata Hidayat Nur Wahid. Dua gubernur yang diusung PKS, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, juga ikut berziarah.

Tak hanya melafalkan tahlil di hadapan makam para sunan, rombongan PKS itu mengunjungi museum di Sultan Demak. Para petinggi PKS itu rata-rata memakai baju putih dengan songkok hitam. Mereka menengadahkan dua tangannya ke atas sambil melafalkan zikir dan doa-doa di depan makam. Hidayat Nur Wahid dan kawan-kawan juga meminum air dari gentong Kong di Kompleks Masjid Agung Demak yang diyakini memiliki khasiat.

Hidayat Nur Wahid mengatakan Wali Songo merupakan tokoh-tokoh yang bisa menjadi contoh bagi para ulama dan pemimpin yang telah sukses menjadi pemimpin bagi rakyatnya. "Para kader PKS harus mencontoh para pemimin Islam tersebut untuk mennyejahterakan Indonesia," kata Ketua Fraksi PKS itu.

Hidayat mencontohkan Raden Patah telah sukses memimpin kerajaan Demak dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Sementara Sunan Kalijaga, kata Hidayat, adalah ulama yang mampu menanamkan nilai Islam dengan baik di tengah masyarakat. "Perpaduan keduanya inilah yang harus dijadikan inspirasi oleh para kader PKS," kata Hidayat.  (sardem on tempo)


--------

Di kalangan muslim perkotaan dan muslim yang terdidik baik, jualan partai suci bersih dari PKS sudah basi dan tak laku lagi. Sulit bagi PKS untuk memperoleh suara mereka kembali (kasus Pilkada Jakarta bisa dijadikan tolok ukur, sebab PKS pernah menjadi "Winner" di ibukota itu). Apalagi pasca Presidennya ditangkap oleh KPK karena korupsi daging. Makanya tidak mengherankan kalau para elit PKS itu kini mulai mencari sasaran massa baru, terutama di pedesaan atau di wilayah basis-basis NU, tepatnya warga Nahdlyin banyak berada. Orang NU atau nahdlyin memang cirinya suka tahlilan, ziarah kubur (khususnya ziarah makam wali songo), dan istighosahan itu. Foto Presiden PKS, Anis Matta,  menujukkan perubahan trend PKS dalam pendekatan mereka ke ummat muslim yang selama ini setia menjadi pengikut NU itu. 

Tapi, apa bisa mereka di tepu-tepu seperti itu? Apalagi sudah dekat-dekat dengan pemilu seperti saat ini? Jangan dikira, anak-anak warga NU di pedesaan itu, adalah anak-anak muda yang tak berpendidikan seperti halnya anak-anak PKS umumnya. Selain anak-anak mereka banyak yang lulusan sarjana umum, anak-anak warga NU atau nahdlyin itu bahkan banyak yang berasal dari lulusan pondok yang melanjutkan studi ilmu agamanya ke universitas Al-Azhar di Cairo, atau Universitas Islam lainnya yang ada di Arab Saudi, Yaman, Siria, Libya, Aljazair, Maroko, Pakistan dan India, atau Malaysia. Dalam beberapa kasus, anak-anak warga Nahdlyin itu bahkan lebih terpelajar dan lebih dalam ilmu agamanya dibanding ustadz-ustadz dan elit PKS yang sedang 'menyamar' itu.  (sumber: kaskus)



Amplop Politik
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment