....negara yang adil dan bermartabat haruslah dimulai dari pemimpin yang adil dan jujur.....
Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur Jawa Timur dan tim pendukungnya menggelar bedah buku berjudul "Melawan Pembajakan Demokrasi", Selasa (7/5/2013). Bertempat di Lobby Plaza Town Square Suite Surabaya, bedah buku selain dihadiri oleh Khofifah, juga dihadiri Rizal Ramli, Mantan Menteri Perekonomian; Otto Hasibuan, Ketua Ikatan Advokat Indonesia; serta Jimmy Oentoro, seorang penulis.
Rizal Ramli sendiri ketika menjadi pembicara bedah buku kali ini mengatakan dengan blak-blakan jika di Jawa Timur telah terjadi upaya kartel politik. "Caranya dengan menggerogoti parpol pendukung Khofifah sehingga Khofifah tidak bisa maju sebagai calon gubernur," kata Rizal Ramli.
Menurut Rizal, membeli seluruh parpol di Jawa Timur, supaya hanya mendukung salah satu pasangan tertentu merupakan upaya untuk membunuh demokrasi. "Marilah berkompetisi dengan fair, beberapa partai pendukung Khofifah saat ini diminta keluar, janganlah, itu tidak sehat dalam demokrasi," kata dia.
Rizal sendiri mengancam jika kartel politik ini tetap terjadi, maka dirinya akan segera melaporkan hal ini ke KPK.
Otto Hasibuan, mengatakan jika buku "Melawan Pembajakan Demokrasi" ini secara keseluruhan berisi tentang kecurangan-kecurangan dalam pemilihan gubernur pada 2008 silam. "Kecurangan sudah gamblang, tapi aneh tidak ada satupun institusi yang bergerak. Semua diam," kata dia.
Padahal, kecurangan pilkada adalah delik pemilu dan bukan delik aduhan sehingga aparat sebenarnya sudah bisa langsung menindak dan memproses kecurangan yang sempat terjadi pada pilgub 2008 silam.
Menurut Otto, kalau pilkada sudah dimulai dengan kecurangan, maka pemimpin yang dihasilkanpun bisa dipastikan akan dipenuhi dengan kecurangan pula. "Dan orang yang menindas ke bawah, pasti menjilat ke atas," kata dia.
Padahal, Jawa Timur sebenarnya tidaklah perlu pemimpin curang dan tidak perlu pemimpin yang berduit banyak. "Karena Jawa Timur ini kaya banyak uang," ujarnya.
Jimmy Oentoro, mengatakan negara yang adil dan bermartabat haruslah dimulai dari pemimpin yang adil dan jujur. "Keadilan harus dimulai dari pemimpinnya," kata dia.
Sementara itu, Khofifah sendiri mengatakan jika pilgub 2008 pada hakikatnya adalah pilgub yang penuh kecurangan. "Banyak anak dibawah umur yang mencoblos dan disahkan. Kami punya fotonya," kata dia.
Tak hanya itu, dia mengaku menemukan banyak sekali pelanggaran. Namun, ketika pelanggaran ini dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi, ternyata tidak mendapatkan registrasi. "Masak saya harus menunggu mahkamah akhirat," kata dia.
Sementara itu, selain undangan dan tim pendukung, diskusi sendiri diikuti puluhan mahasiswa dari beragam perguruan tinggi yang ada di Surabaya. (sardem on suarasurabaya.net)