Kalau dirunut munculnya rokok kretek tak lepas dari tokoh Hadji Djamhari dari Kudus sekitar tahun 1880-an. Riwayatnya bermula ketika Hadji Djamhari menderita sakit dada yang berkepanjangan. Untuk mengobatinya, ia meramu cengkeh, rempah-rempah dan tembakau yang dipakainya untuk merokok.
Hasilnya, penyakit dada Djamhari menjadi berangsur-angsur mambaik dan sembuh. Cara pengobatan ini dengan cepat menyebar. Djamhari pun meracik dan menjualnya, hingga akhirnya ia kebanjiran permintaan.
Karena memiliki kualitas pengobatan, kretek pun dijual di toko-toko obat, bahkan beberapa kemasan merek sigaret kretek di masa itu tertulis: “Kalau Anda batuk dan isep ini rokok, maka batuk Anda akan sembuh ” (Amin Budiman, & Onghokham, 1987).
Dengan demikian geneologi rokok kretek sebagai produk budaya khas nusantara merupakan bagian dari teknologi kesehatan dan memiliki nilai ekonomi tinggi. KENAPA PADA DASAWARSA TERAKHIR, TIBA-TIBA ROKOK KRETEK MENJADI SASARAN KONSPIRASI GLOBAL ANTI-TEMBAKAU (baca: Kretek) melalui Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang diinisiasi oleh WHO dan diratifikasi oleh 192 negara termasuk Indonesia.
Padahal menurut pengakuan salah satu pendiri WHO, DR. Szeming Sze, peran WHO 90% adalah kepentingan diplomatik, sedangkan hanya 10% untuk urusan kesehatan (Hamilton, 2010: 135). Sementara persoalan kretek bagi Indonesia merupakan persoalan yang menyangkut hajat hidup banyak orang. Jutaan orang sudah dalam pusaran kretek mulai dari petani tembakau dan cengkeh, buruh-buruh industri tembakau/rokok kretek, warung pedagang kaki lima dan bahkan negara juga sangat diuntungkan dengan adanya industri kretek di Indonesia.
Dengan demikian industri kretek di Indonesia selain unik, bersejarah panjang juga sudah menjadi bagian dari budaya nusantara. Maka, politik dagang apa dibalik keluarnya PP Nomor 109 Tahun 2012 yang lebih dikenal sebagai PP rokok tersebut? Bagaimana rokok kretek di tengah pergulatan budaya lokal dan konspirasi global di tengah bangsa yang berdaulat?
Bagaimana memposisikan rokok kretek secara adil dalam dimensi sosial, budaya, ekonomi dan medis? Yang jelas Allah SWT menghadirkan sesuatu di bumi ini tidaklah sia-sia? TERMASUK KEHADIRAN ROKOK KRETEK, BUKAN? Untuk menjawab semua itu......... (Sumber: https://www.facebook.com)