<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Dua Kubu kyai NU Dalam Pilgub Jatim 2013


Duet anyar pasangan Cagub-Cawagub Jawa Timur 2013-2018 bertambah satu lagi. Ini terjadi pasca KPU Pusat pada akhirnya memutuskan untuk meloloskan pasangan Khafifah Indar Parawansa- Herman sebagai salah satu pasangan yang ikut bertarung dalam perhelatan politik lima tahunan Jawa Timur itu. Secara otomatis, duet yang diusung oleh poros Partai Kebangkitan Bangsa itu mendapatkan nomor urut 4, menyusul tiga pasangan lainnya. (Kompas.com, Kamis, 1/8/2013).

Lolosnya Khafifah dipandang oleh sebagian kalangan sebagai representasi Nahdlatul Ulama (NU) di Pilgub Jatim. Padahal, di bursa pilgub, tanpa mengesampingkan unsur ke-NU-an calon lainnya, masih ada satu nama lagi yang mempunyai akar kuat di NU, yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Bedanya, Khafifah terjun bertarung sebagai cagub, sementara Gus Ipul bertarung memperebutkan kursi cawagub.


Sulit dipungkiri, NU selalu menjadi faktor yang sangat strategis dalam setiap perhelatan politik, baik skala Nasional ataupun daerah. Khusus daerah Jawa Timur, sebagai “kandang” NU, suara warga Nahdhliyin selalu menjadi rebutan bagi para politikus. Pilgub Jatim 2008, misalnya, diwarnai oleh figur-figur yang berlatar NU. Tercatat ada tiga calon -ketika itu- yang memiliki latar belakang NU, dan masing-masing mengakui sebagai representasi dari ormas terbesar di Indonesia itu.

Pilgub Jatim 2013-pun tak jauh berbeda, meskipun tak sepenuhnya sama. Masih menyertakan figur-figur yang berlatar NU sebagai magnet penyedot suara massa. Kali ini, dua nama patut untuk dikedepankan, yakni Khafifah Indar Parawansa dan Gus Ipul. Mengingat keduanya mempunyai akar yang kuat di NU dengan menduduki jabatan kunci. Khafifah yang merupakan Ketua Muslimat NU, dan Gus Ipul yang merupakan salah satu ketua PBNU dan mantan Ketua Ansor.

Dengan mencermati komposisi Pilgub Jatim 2013, dipastikan akan terpolarisasi di kisaran dua kandidat di atas. Yang pasti, sekali lagi, suara NU akan terpecah meski -kali ini- dalam skala yang lebih kecil jika dibandingkan dengan perpecahan suara NU di Pilgub Jatim 2008. (catatan: pada Pilgub Jatim 2008, suara NU diperkirakan pecah tiga antara Khafifah, KH Ali Machsan Moesa, dan Gus Ipul).

Pecahnya suara NU dapat kita cermati dari perbedaan suara di kalangan para Kiai NU. Menimbang bahwa Kiai di wilayah Jawa Timur sangat memegang peranan sentral di masyarakat. Pengamatan di lapangan menunjukkan terjadinya polarisasi dua kutub utama kiai NU dalam relevansinya dengan Pilgub Jatim 2013. Setidaknya ada dua kutub utama kiai NU yang “bermain” dalam Pilgub Jatim kali ini.

Yang pertama adalah kutub Ploso. Tokoh sentralnya ialah KH Zainudin Jazuli, pemimpin Pondok Ploso, Kediri, Jawa Timur. Tercatat ada sejumlah kiai NU lainnya yang dekat dengan kutub Ploso ini, antara lain: KH Anwar Mansyur, KH Kafabih Machrus, KH Idris Marzuki (Lirboyo-pen), KH Nurul Huda Jazuli, KH Idris Hamid, KH Anwar Iskandar, dan kiai lainnya. (lihat Beritajatim.com, Rabu, 20/3/2013).

Konsolidasi kutub Ploso mengukuhkan dukungan kepada Soekarwo-Gus Ipul bisa dibaca ketika berlangsung acara tahlilan KH Munif Djazuli di Ponpes Queen Al-Falah, Ploso, Kediri, Sabtu malam (12/1/2013). KH Zainudin Djazuli, yang menjadi “shahibul bait” (tuan rumah), menyampaikan sambutannya dengan celetukan politik; “Yok Nopo lek niki Pakde kalian Gus Ipul diterusno mawon. Satuju mboten?. Celetukan itu langsung disambut dengan jawaban “setuju” oleh sekitar 5000 Jamaah dan para kiai sepuh yang hadir.

Yang kedua adalah kutub Tebu Ireng, Jombang. Motornya adalah dua nama sekaligus, yakni KH Salahudin Wahid dan mantan Ketum PBNU, KH Hasyim Muzadi. Selain kedua nama itu, kutub ini juga menyimpan sejumlah nama kiai lainnya, antara lain; KH Abdul Hakim Abbas Gresik, KH Misbah Syakur Bojonegoro, KH Abdurrahman Usman Jombang, KH Jamal Nganjuk, KH Masduqi Abdurrahman Perak Jombang, KH Zulfikar As’ad Rejoso Jombang, KH Abdul Ghafur Pondok Sunan Drajat Lamongan, dan kiai NU lainnya.

Walhasil, menimbang bahwa kiai memegang peranan kunci dalam kultur masyarakat Jawa Timur, maka dipastikan suara NU akan terpecah menjadi dua pada gelaran Pilgub Jatim 2013. Antara Khafifah dan Gus Ipul. Adapun pasangan lainnya dapat dipastikan hanya menjadi sekedar penonton di luar gelanggang “Khafifah dan Gus Ipul.

Menarik untuk ditunggu, yakni ke mana suara NU akan berlabuh kali ini. Jawabannya bisa dilihat dari peta dua kutub kiai di atas.

Gitu aja koq repot!

Ditulis sebagai tanggapan atas lolosnya Khafifah-Herman sebagai pasangan cagub-cawagub Jatim 2013. (sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/08/03/dua-kutub-kiai-nu-di-pilgub-jatim-581451.html)

Amplop Politik
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment