<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Lemahnya Intelijen Indonesia


Surat kabar asal Inggris the Guardian kemarin menurunkan laporan menyebutkan Australia pernah menyadap telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Agustus 2009.

Laporan itu berdasarkan bocoran rahasia dari Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Amerika Serikat (NSA).

Bukan hanya Presiden SBY saja yang disadap teleponnya tapi juga sejumlah pejabat, termasuk Ibu Ani Yudhoyono.

Kabar ini langsung membuat SBY dan sejumlah pejabat negara berang. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga menyampaikan kemarahannya atas peristiwa ini.

Sebagai bentuk protes keras atas kejadian ini Indonesia menarik pulang duta besar di Australia.


"Kita sudah panggil. Kita memutuskan memulangkan duta besar indonesia di Canberra untuk berkonsultasi dengan kami. Segera pulang dengan segera untuk langkah berikutnya," kata Marty dalam jumpa pers di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta, Senin (18/11).

Peristiwa penyadapan ini sesungguhnya kembali membuktikan lemahnya strategi kontra-intelijen Indonesia di tengah zaman yang semakin canggih.

Menurut pakar digital forensik Ruby Alamsyah, intelijen Indonesia baru tahu kalau sudah disadap selama empat tahun.

Senada dengan Ruby, Menteri Pemuda dan Olah raga Roy Suryo yang juga pengamat multimedia mengatakan praktik pengawasan antarnegara memang sudah biasa terjadi. 

Walau sudah dipakai teknologi enkripsi atau persandian secanggih apapun, dan selama semua komunikasi tersebut masih ditransmisikan melalui ranah publik atau jejaring yang bisa diakses oleh teknologi buatan manusia, maka tetap akan bisa dimonitor pihak lain dengan menggunakan teknologi setara.

Sebelumnya, Citizen Lab menemukan FinFisher pada jaringan protocol internet milik Telkom dan Biznet namun belum merupakan bukti bahwa Indonesia telah mengoperasikan FinFisher.

FinFisher atau dikenal juga dengan FinSpy, adalah perangkat lunak pengintai yang dipasarkan oleh Gamma International, sebuah perusahaan software dengan Gamma cabang International Ltd yang berbasis di Inggris di Andover, Inggris.


Gamma International adalah anak perusahaan dari Grup Gamma, yang mengkhususkan diri dalam pengawasan dan pemantauan, termasuk peralatan, perangkat lunak dan pelatihan.

"Citizen Lab justru mengaku ingin menanyakan kepada Indonesia, khususnya Telkom dan Biznet mengapa FinFisher ada di mereka dan untuk apa software tersebut diletakkan di kedua internet service provider (ISP) tersebut," ujar Masashi Crete, Researcher Manager Citizen Lab.

Masashi mengungkapkan FinFisher tersebut bisa diletakkan oleh pihak Indonesia sendiri, juga bisa oleh pihak luar negeri tanpa sepengetahuan Biznet dan Telkom. (sardem on merdeka.com)

Amplop Politik
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment